Minggu, 13 Mei 2012

“7 Strategi Bisnis Yang Wajib Dimiliki Entrepreneur"



Menjamurnya berbagai peluang usaha baru di Indonesia, ternyata tidak hanya menuntut kreativitas dari para pengusaha untuk terus bisa berkarya, namun juga mengharuskan sebagian besar dari mereka untuk mulai menyusun beberapa strategi bisnis yang jitu guna memenangkan persaingan yang ada. Ketatnya persaingan pasar, dan munculnya para pemain baru di berbagai penjuru negeri, membuat sebagian besar pelaku usaha di Indonesia harus siap bersaing dengan pelaku usaha lainnya guna mempertahankan eskistensi kerajaan bisnisnya.

1.      Berani berpikir kreatif dan segera mulai melangkah.
Modal utama yang perlu dimiliki seorang entrepreneur sukses adalah berani berpikir kreatif dan mewujudkan ide-ide gila yang telah mereka ciptakan. Modal kreatif saja ternyata tidaklah cukup. Sebagai seorang pengusaha, tentunya Anda dituntut untuk segera mulai melangkah dan menemukan cara paling efektif untuk segera mewujudkan mimpi-mimpi besar yang telah dicita-citakannya.

2.      Mulailah dari lingkungan Anda
Tak jarang para pemula bersikap terlalu berlebihan dalam mencari sebuah ide bisnis. Mereka sering menginginkan bisnis yang bonefit, menghasilkan banyak keuntungan, namun tidak membutuhkan modal besar. Padahal, untuk menciptakan peluang bisnis yang potensial Anda bisa memulainya dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Contohnya saja seperti ide sang pengusaha sukses dari Grobogan yakni Rustono, yang sekarang ini berhasil menjadi juragan tempe di negara maju seperti Jepang.

3.      Tetapkan biaya produksi yang proposional
Sebagai seorang pelaku usaha, tentunya Anda harus lebih jeli dalam menganggarkan biaya pengeluaran dan menyiapkan strategi pemasaran jitu untuk bisa mendatangkan penghasilan yang maksimal. Sebisa mungkin tekan biaya produksi agar harga jual yang Anda tawarkan kepada konsumen bisa terjangkau, dan keuntungan yang didapatkan semakin hari kian berlipat-lipat. Strategi inilah yang berhasil mengantarkan kesuksesan Waroeng Steak and Shake, karena dengan tagline “Bukan Steak Biasa”, sang pengusaha berusaha menawarkan menu kuliner serba steak dengan harga jual yang bersahabat dengan kantong konsumen yang rata-rata adalah para mahasiswa, pelajar, dan  masyarakat menengah ke bawah.

4.      Manfaatkan teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas
Perkembangan teknologi dan informasi di era serba digital seperti sekarang ini, tentunya bisa Anda manfaatkan dengan baik untuk menjangkan peluang pasar yang lebih luas. Bila sebelumnya Anda belum menjamah pasar online untuk memasarkan produk Anda, maka tidak ada salahnya bila mulai sekarang Anda mengoptimalkan penggunaan situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, blog, website, dan lain sebagainya untuk mengurangi besarnya biaya iklan offline yang semakin tinggi serta menjangkau calon konsumen di berbagai belahan dunia.

5.      Terus kembangkan brand Anda
Tak bisa kita pungkiri bila kekuatan sebuah brand masih sangat penting dalam mengembangkan sebuah usaha. Oleh karena itu, terus hidupkan brand bisnis Anda dan jagalah reputasinya agar semakin dikenal banyak orang dan disukai para pelanggan. Untuk menjalankan strategi tersebut, Anda bisa melengkapi profil perusahaan Anda dengan sejarah singkat mengenai pendirian usaha maupun kisah dibalik pembuatan produk unggulan yang menjadi brand utama bisnis Anda.

6.      Tumbuhkan bakat berwirausaha
Setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses apabila mereka mau dan mampu menumbuhkan bakat wirausaha yang ada dalam diri mereka. Berbekal niat, semangat, dan tekad yang cukup kuat, setiap orang bisa mendapatkan ilmu dan ketrampilan khusus tentang wirausaha melalui buku-buku atau majalah bisnis yang beredar di pasaran, mengakses informasi dari media internet, maupun bergaul dengan para pengusaha sukses yang bisa memotivasi diri Anda untuk terus maju dan merintis sebuah usaha.

7.      Siap menghadapi berbagai resiko
Ketika menjalankan sebuah usaha, hadirnya sebuah hambatan, tantangan, maupun berbagai kendala yang muncul di tengah perjalanan usaha, menjadi salah satu resiko yang harus dihadapi para pelakunya. Karenanya, untuk menghadapi resiko tersebut, pastikan bahwa semua perencanaan bisnis Anda sudah dipersiapkan dengan matang agar munculnya sebuah resiko bisa diminimalisir sekecil mungkin.



Tugas Perekonomian Indonesia Minggu 8

Nama         : Erni Rismayana
NPM          : 22211475
Kelas          : 1EB21

Struktur Produksi, Distribusi, Pendapatan dan Kemiskinan”

1.      Distribusi Pendapatan Nasional
      Cara distribusi pendapatan nasional akan menentukan bagaimana pandapatan nasional yang tinggi mampu menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikanperbaikan dalam masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan, penganguran dan kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja.
Perbedaan pandapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi. Pihak yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak juga.
Ada sejumlah alat atau media untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Alat atau media yang lazim digunakan adalah Koefisien Gini (Gini Ratio) dan cara perhitungan yang digunakan oleh Bank Dunia.
Koefisien Gini biasanya diperlihatkan oleh kurva yang dinamakan Kurva Lorenz. Kurva ini memperlihatkan hubungan kuantitatif antara prosentase penerimaan pendapatan penduduk dengan prosentase pendapatan yang benar-benar diperoleh selama kurun waktu tertentu, biasanya setahun.

2.      KEMISKINAN
- Menurut Sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran fisiologi, psikologi dan sosial.

- Menurut Esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
- Menurut Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
- Menurut Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
- Poli (1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan, kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
- Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin
Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan bermartabat. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin, dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Ukuran Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

2. Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.

Faktor-faktor Penyebab kemiskinan
• Tingkat kemiskinan cukup banyak.
• Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output ( produktivitas tenaga kerja ).
• Tingkat inflasi.
• Tinggat Infestasi.
• Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
• Tingkat dan jenis pendidikan.
• Etos kerja dan motivasi pekerja.

Strategi Dalam Mengurangi kemiskinan
• Pembangunan Sektor Pertanian
          Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam pembangunan karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat di pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.

• Pembangunan Sumber Daya manusia
Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh pemerintah.

• Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat 
Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.




Minggu, 06 Mei 2012

Artikel Perekonomian Indonesia



Kadin Yakinkan Jepang, Ekonomi Indonesia Atraktif

 

TOKYO, MINGGU — Pengusaha Jepang diminta optimistis pada iklim perekonomian Indonesia dengan tetap berinvestasi besar-besaran meskipun keadaannya di bawah terpaan krisis ekonomi global.

"Penting bagi Indonesia dan Jepang untuk memperluas usaha di tengah situasi krisis seperti sekarang, apalagi kondisi ekonomi Indonesia justru berada dalam posisi yang optimistis," kata Wakil Ketua Umum Kadin Rachmat Gobel di Tokyo, Minggu (11/1), seusai bert
emu kelompok pengusaha Jepang.
Optimisme itulah yang hendak ditularkan Presiden Komsisaris PT Panasonic Gobel itu kepada ratusan kolega bisnisnya di Tokyo, Osaka, dan Nagoya di mana sejumlah data mengenai indikator ekonomi juga dipaparkan gamblang. Untuk menambah keyakinan pengusaha Jepang, Rachmat juga memboyong pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia yang dikenal kritis, Faisal Basri.
Rachmat menyatakan, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) turun sebesar 50 poin menjadi 8,75 persen, harga minyak turun, ekspor Indonesia juga telah beralih dari Amerika Serikat dan Eropa ke Asia dan ASEAN, serta sektor perbankan dan kondisi pangan yang terjaga baik. "Secara fundamental, perekonomian Indonesia relatif lebih baik meski terjadi tekanan terhadap rupiah. Dibandingkan dengan keadaan 10 tahun lalu, sektor keuangan jauh lebih sehat," kata Gobel.

Optimisme itu muncul karena Indonesia masih memiliki faktor utama yang menjadi daya tarik investasi, yaitu kaya sumber daya alam, upah buruh yang relatif kompetitif, terjaganya tingkat pertumbuhan, besarnya potensi pasar dalam negeri, melimpahnya ketersediaan bahan baku, dan pemerintahaan yang efektif serta tersedianya sistem insentif.
Jepang tenang
Mendapat paparan yang detail, ratusan pengusaha Jepang merespons positif dengan menyatakan bahwa paparan itu membuat mereka lebih tenang dalam memandang perekonomian Indonesia.

"Kami jadi lebih tenang karena di tengah situasi krisis ini bisa langsung memperoleh informasi terbaru yang memang sangat dibutuhkan pengusaha Jepang," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Jepang-Indonesia wilayah Kansai (kawasan Jepang Barat) Hajime Kinoshita kepada Antara.

Menurut Kinoshita, hal yang paling bermanfaat dari pertemuan ini adalah munculnya sikap optimistis, terlebih kondisi ekonomi Jepang masih terkena dampak krisis ekonomi global.

Lebih jauh, Rachmat memaparkan, untuk mengatasi krisis, Indonesia telah melindungi pasar domestik termasuk mempersempit jalur masuk barang-barang selundupan yang bisa merusak pasar dalam negeri.
Sementara itu, Faisal Basri menjelaskan, kondisi pasar domestik Indonesia itu sangat besar dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, apalagi penyebab ekonomi Indonesia bergejolak adalah aliran hot money di pasar saham dan pasar keuangan yang gampang masuk dan gampang keluar seperti dialami beberapa negara-negara ASEAN.
"Kita justru membutuhkan investasi di produk yang riil yang bisa memberikan nilai tambah. Itu sebabnya diperlukan foreign direct investment seperti dari Jepang ini," kata Faisal.

Investasi asing langsung (FDI), katanya, lebih langgeng ketimbang hot money karena tidak terpengaruh gejolak ekonomi, membuka lapangan kerja, dan menciptakan stabilitas politik.