Kamis, 28 Juni 2012

Ini 10 Perusahaan dengan Kepemimpinan Terbaik di Asia



Jakarta
- Sebuah perusahaan konsultan manajemen global, Hay Group merilis 10 perusahaan dengan kepemimpinan terbaik di Asia alias Hay Group's Asia’s Top 10 Best Companies for leadership. Perusahaan asal Korea Samsung menempati nomor wahid dalam jajaran tersebut.

Dikutip detikFinance, Jumat (29/6/2012) dari situs Hay Group, 10 perusahaan yang terpilih ini dilihat dari inovasinya yang sekaligus menjadi tema di 2012. Sebut saja Samsung dengan Galaxy Tab-nya dan Tata yang terkenal dengan mobil murah keluarga yakni Nano. Perusahaan dengan kepemimpinan terbaik ini terus mencoba ide-ide baru dan menerima banyak prestasi.

Berikut 10 perusahaan dengan kepemimpinan terbaik:
  1. Samsung Group
  2. Toyota Motor
  3. Unilever
  4. Nestle
  5. Tata Group
  6. IBM Corporation
  7. Sony Corporation
  8. Procter & Gamble
  9. Coca-cola
  10. Petronas



Sementara itu, Hay Group Indonesia di 2012 merilis Indonesia Most Admired Companies alias perusahaan yang layak dikagumi. Hay Group Indonesia merilis perusahaan yang layak dikagumi di Indonesia dikarenakan kemampuan mengelola SDM-nya. Kata mengelola di sini merujuk pada tiga hal, yakni merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan SDM-nya.


"SDM memang menjadi isu kunci,sebab di situlah masa depan perusahaan dipertaruhkan. Dan, isu ini menjadi salah satu pertanyaan kunci ketika kami meminta Hay Group Indonesia melakukan survei untuk menemukan perusahaan-perusahaan yang paling dikagumi," tulis Hay Group.


Berikut 10 perusahaan yang layak dikagumi di Indonesia:
  1. PT Astra Internasional Tbk
  2. PT Unilever Indonesia Tbk
  3. PT Bank Central Asia Tbk
  4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
  5. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
  6. PT HM Sampoerna Tbk
  7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
  8. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk
  9. PT Gudang Garam Tbk
  10. PT United Tractors Tbk


Tugas Perekonomian Indonesia Minggu 12


Nama  : Erni Rismayana

Kelas    : 1EB21

NPM    : 22211475

Investasi dan Penanaman Modal 

1.     Penanaman Modal Dalam Negeri

Penanaman Modal Dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang Penanaman Modal.
Penanam modal Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan warga negara Negeri, Badan Usaha Negeri, dan/atau Pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal; di wilayah negara Republik Indonesia.
Perusahaan penanaman Modal negeri mendapatkan fasilitas dalam bentuk:
  • Pajak penghasilan melalui netto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu
  • Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri
  • Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku dan bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu.
  • Pembebesan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu
Kriteria Perusahaan Penanaman Modal Negeri yang mendapatkan fasilitas antara lain:
  • Menyerap banyak tenaga kerja
  • Termasuk skala prioritas tertinggi
  • Melakukan alih teknologi
  • Melakukan industri pionir
  • Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri
  1. Potensi dan karakteristik suatu daerah
  2. Budaya masyarakat
  3. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional
  4. Peta politik daerah dan nasional
  5. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan local dan peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi
Syarat-syarat Penanaman Modal Dalam Negeri
  1. Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan masyarakat Indonesia (Ps 1:1 UU No. 6/1968) baik langsung maupun tidak langsung
  2. Pelaku Investasi : Negara dan swasta
    Pihak swasta dapat terdiri dari orang dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia
  3. Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina, dipelopori atau dirintis oleh pemerintah
  4. Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan, perairan, eksplorasi, hak-hak khusus, dll
  5. Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan masing-masing daerah
  6. Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia, kecuali apabila jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan tenaga bangsa Indonesia. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan (merupakan hak dari karyawan)

2.     Penanaman Modal Asing

Penanaman modal asing yang dilakukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dan menanggung segala resiko penanaman modal tersebut secara langsung. (Pasal 1). Sedangkan Modal Asing itu sendiri adalah Alat pembayaran luar negeri yang tidak berasal dari kekayaan devisa Indonesia. Termasuk alat-alat perusahaan dan penemuan baru milik orang asing yang diimpor. (Pasal 2)

Di dalam suatu Negara, terutama di Negara yang sedang berkembang, modal merupakan salah satu syarat utama dalam mencapai kemajuan ekonomi. Dengan modal itulah para pelaku ekonomi dapat meningkatkan kemampuan produksinya, dan sebaliknya kekurangan modal akan menghambat proses produksi. Dan tentunya jika hal ini dibiarkan tentu akan menimbulkan masalah-masalah yang berkelanjutan. Kegiatan penanaman modal atau penanaman dana yang dilakukan pada saat sekarang dalam berbagai wujud aktiva untuk memperoleh penghasilan di masa yang akan datang, disebut dengan investasi.

Investasi sendiri memiliki peran yang sangat penting di dalam menentukan besar-kecilnya pendapatan nasional, yakni dengan proses angka pengganda investasinya. Dengan kata lain, perubahan sedikit saja dalam investasi, akan menyebabkan perubahan pendapatan nasional dengan presentase/jumlah yang jauh lebih besar. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian di dalam suatu Negara, seperti prospek ekonomi yang berkaitan dengan peluang investasi yang dipilih, keuntungan yang dicapai perusahaan, perubahan dan perkembangan teknologi, kestabilan perekonomian Negara, adanya tarif pajak dan biaya komisi atau biaya agen, kinerja perusahaan khususnya yang berkaitan dengan penilaian peluang investasi pada asset keuangan, dan tingkat suku bunga serta tingkat inflasi.

 Ada beberapa macam tempat yang dapat diinvestasikan, seperti saham, obligasi, surat berharga turunan dan reksa dana. Dua atribut yang melekat pada kegiatan investasi adalah masalah waktu dan risiko , karena pada saat mengeluarkan uang yang diartikan sebagai pengorbanan pada saat sekarang, kita belum mengetahui hasilnya dengan pasti, karena hasilnya baru akan diketahui dan diperoleh pada masa yang akan datang, dan besarnya pun tidak pasti. Inilah yang dinamakan sebagai risiko.

Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang sangat memerlukan investasi atau kegiatan penanaman modal didalamnya, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), sebagai bentuk pengembangan kemampuan produksinya. Namun penanaman modal di dalam negeri ini masih di dominasi oleh para investor asing.

Negara Indonesia dinilai masih banyak membutuhkan uluran penanaman modal asing tersebut. Beberapa alasan yang melatarbelakanginya adalah :
1.      Kemampuan menabung masyarakat Indonesia yang belum sempurna, sehingga kebutuhan modal dalam negeri masih kurang.
2.      Masih banyak sektor yang belum dapat dikelola sendiri oleh tenaga dan manajemen dalam negeri.
3.      Belum efisiennya produksi untuk jenis-jenis komoditi tertentu, sehingga lebih menguntungkan jika diserahkan pengelolaannya pada investor asing.
4.      Meskipun masih sedikit, kita dapat belajar mencoba proses transfer ‘kemampuan’ dari para perusahaan multinasional tersebut, disamping perusahaan tersebut banyak juga turut membantu pemerintah dalam membuka pusat usaha baru di tempat-tempat yang selama ini jauh dari kegiatan ekonomi.
          


Tugas Perekonomian Indonesia Minggu 11


Nama  : Erni Rismayana

Kelas    : 1EB21

NPM    : 22211475

Investasi dan penanaman modal

Investasi adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang – barang ,modal dan perlengkapan - perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang – barang dan jasa – jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Joseph allois shumpeter investasi otonom (autonomous investment), dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi dalam jangka panjang seperti :
      1.      Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh
      2.      Tingkat bunga
      3.      Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
      4.      Kemajuan teknologi.
      5.      Tingkat pendapatan nasional dan perubahan – perubahannya.

Bentuk – bentuk invesatasi
      1.      Investasi tanah.
      2.      Investasi pendidikan.
      3.      Investasi saham.
      4.      Investasi barang modal dan bangunan.
      5.      Investasi persediaan.

Metode penilaian investasi
      1.      Payback peroid
      2.      Benefit / cash ratio
      3.      Net present value
      4.      Internal rate of return
      5.      Profitability index
      6.      Average rate of return

Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat investasi :
     1.      Expected rate of return :
·         kondisi internal perusahaan
·          Kondisi eksternal perusahaan
    2.      Biaya investasi
    3.      Marginal efficiency of capital (MEC) dan Marginal Efficienct of Investment (MEI)
    4.      Tingkat bunga.
    5.      Ramalan kondisi yang akan datang
    6.      Perubahan dan perkembangan teknologi
    7.      Tingkat pendapatan nasional dan perubahan – perubahannya.
    8.      Keuntungan yang dicapai perusahaan.

Peranan modal dalam meningkatkan PNB (Pendapatan Nasional Bruto)

Bagaimana investasi dalam akuntansi nasional? Jika masyarakat menggunakan sebagian sumber dayanya untuk menciptakan barang modal, dan bukan untuk konsumsi, maka para ahli statistik ekonomi berpendapat bahwa output yang dihasilkan itu masuk ke dalam arus GNP. Investasi merupakan tambahan stok barang modal tahan lama yang akan memperbesar peluang produksi di masa mendatang. Jadi kita harus memodifikasi definisi kita tadi menjadi : GNP adalah jumlah semua produk akhir. Selain barang – barang dan jasa konsumsi, kita harus juga memasukkan investasi bruto.
investasi neto dan bruto. Istilah bruto ini digunakan untuk menunjukkan bahwa nilai investasi tersebut merupakan seluruh jumlah investasi yang dilakukan sebelum dikurangi penyusutan dari barang – barang modal penyisihan untuk penyusutan modal.

Sumber : Samuelson, Paul A. , Nordhaus, William D. Makro – Ekonomi.

Tugas Perekonomian Indonesia Minggu 10

Nama  : Erni Rismayana
Kelas    : 1EB21
NPM    : 22211475

Masalah Pokok Perekonomian Indonesia
     1       1. Pengangguran
Berikut ini jenis – jenis pengangguran yaitu :
·      Pengaguran sukarela : bersifat sementara, dengan mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok.
·      Pengangguran dukalara : terpaksa diterima.
·      Pengangguran friksional : karena ada kesenjangan antara pencari kerja dengan lowongan pekerjaan.
·      Pengangguran struktural : persyaratan masuk kerja.
·      Pengangguran siklikal : perubahan dalam kegiatan ekonomi.
·      Pengangguran musiman : flukutasi ekonomi jangka pendek.

Ciri-ciri pengangguran di Indonesia antara lain :
1.      Jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan
2.      Perkembangan inovasi teknologi, informasi, menyebabkan kurangnya penyerapan SDM
3.      Persaingan di era globalisasi membutuhkan SDM yang berkualitas baik IQ maupun EQ
4.      Malasnya calon pekerja masuk lapangan kerja,  karena memilih pekerjaan yang cocok sesuai minat dan besarnya gaji
5.      Gengsi yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditawarkan
6.      Takut menghadapi  resiko kerja atau usaha takut gagal

2.   Inflasi

Inflasi tidak disebabkan oleh satu hal saja. Seperti penyakit, inflasi timbul karena berbagai alasan. Sebagian inflsai timbul dari sisi penawaran. Tetapi satu kenyataan kunci tentang inflasi adalah bahwa mereka mengembangkan momentum intern, dan sangat sulit untuk menghentikannya. Dalam perekonomian industri modern, inflasi sangat bersifat inersial. Artinya, inflasi akan bertahan pada tingkat yang sama sampai kejadian – kejasian ekonomi menyebakan untuk berubah.

Berdasarkan sebabnya
a.    Inflasi permintaaan : karena faktor permintaan agregatif.
-       Teori kuantitas uang : naik turunnya harga disebabkan karena naik turunnya jumlah uang yang          beredar.
-    Pendekatan celah inflasi : terjadi apabila besarnya investasi yang terjadi melebihi besarnya saving pada tingkat pendapatan full employment.
Pendekatan IS-LM :
-       Penentuan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium.
-       Penentuan tingkat harga dengan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium.

Biaya sosial inflasi
-       Menurunnya tingkat kesejahteraan
-       Memburuknya distribusi pendapatan
-       Terganggunya stabilitas ekonomi

Faktor – faktor penyebab inflasi yaitu :
    1 .      Inflasi tarikan permintaan (demnad – pull inflation)
    2 .      Inflasi desakan biaya ( cost – push inflation)
    3 .    Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation)

Sumber : Samuelson, Paul A. , Nordhaus, William D. Makro – Ekonomi.


Senin, 25 Juni 2012

Tugas Perekonomian Indonesia Minggu 9


Nama  : Erni Rismayana

Kelas    : 1EB21

NPM    : 22211475


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Setiap pemerintahan di negara manapun memiliki tugas mengelola anggaran pendapatan dan belanja untuk mengelola tugas pokok pemerintahan. Keseluruhan aktivitas pengelolaan keuangan pemerintah dicatat ke dalam laporan anggaran. Di Indonesia disebut dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Isi APBN mencerminkan pengelolaan keuangan negara dan sekaligus merepresentasikan fungsi dari suatu pemerintahan.

1.1 PERKEMBANGAN DANA PEMBANGUNAN DI INDONESIA 

Dari segi perencanaan pembangunan di Indonesia, APBN adalah konsep perencanaan pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena iyulah APBN selalu disususn setiap tahun.
Maka secara gari besar APBN terdiri dari pos – pos seperti dibawah ini :

• Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan
• Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan

APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kbutuhan biaya pembangunan di Indonesia.

Meskipun dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagia sumber pembiayaan pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan namun kontribusinya terhadap keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh dari yang diharapkan. Dengan kata lain ketergantungan dana pembangunan terhadap sumber lain, dalam hal ini pinjamanan luar negeri masih cukup besar. Namun demikian mulai tahun terakhir PELITA, prosentase tabungan pemerintah sudah mulai lebih besar dibanding pinjaman luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan, serta dengan dukungan beberapa kebijakan pemerintah dalam masalah perpajakan dan upaya peningkatan penerimaan negara lainnya. Untuk menghindari terjadinya deficit anggaran pembangunan, Indonesia masih mengupayakan sumber dana dari luar negeri, dan meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group on Indonesia ) bukan lagi menjadi forum Internasional yang secara formal membantu pembiayaan pembangunan di Indonesia, namun dengan lahirnya CGI ( Consoltative Group on Indonesia ) kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat diharapkan. Yang perlu diingat bahwa sebaiknya pinjaman tersebut ditempatkan sebagai pelengkap pembangunan dan peran tabungan pemerintahlah yang tetap harus dominan, bukan sebaliknya

1.2 Proses Penyusunan Anggaran

Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Proses penyusunan anggaran sangat penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi 2, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).

Dari Atas ke Bawah :

   Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalanan sebuah program.

Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah, yaitu :
1)      Metode kemampuan ( the affordable method ), yaitu metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mempertimbangkan efek pengeluaran tersebut.

2)      Metode pembagian semena-mena ( Arbitrary allocation method ), yaitu proses pendistribusian  anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya.

3)      Metode persentase penjualan ( Percentage of sales ), yaitu menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan presentase peningkatan penjualan dilapangan.

4)      Melihat pesaing ( competitive parity ) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya.

5)      Pengembalian investasi ( return of investment ) yitu pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya.

Dari Bawah ke Atas :

    Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah diterapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran.

Ada 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yaitu :

1)      Metode tujuan dan tugas ( Objective and task method ) yaitu dengan menegaskan pada penentusn tujun dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan pekiraan anggaran yang dibutuhkan utuk mencapai tugas dan strategi tersebut.

2)      Metode pengembalian berkala ( payout planning ) yaitu menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akam mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima hasil penjualan. Tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break event point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah masuk tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.

3)      Metode perhitungan kuantitatif ( Quantitative models ) yaitu mengguakan perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukan dalam kommputer dengan teknis analisis regresi berganda ( multiple regresion analysis ). Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam pemakaiannya.

Alokasi Anggaran :
Setelah mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program , hal selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran yang tersedia. Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian dana secara sistematis berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melangsungkan program tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran mencakup potensi pasar, ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan skala ekonomni periklanan dan karakteristik perusahaan.

1. 3          Perkiraan Pengeluaran Negara
Secara garis besar,pengeluaran Negara dikelompokkan menjadi dua yakni.
a)      pengeluaran rutin
b)      pengeluaran pembangunan

Pengeluaran Rutin Negara
    Pengeluaran rutin Negara adalah pengeluaran yang dapat dikatakan selalu ada dan telah terencana sebelumnya secara rutin,diantaranya:
·         Pengeluaran untuk belanja pegawai
·         Pengeluaran untuk belanja barang
·         Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
·         Pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutang
·         Pengeluaran lain lain

Pengeluaran pembangunan
Secara garis besar,yang termasuk dalam pengeluaran pembangunan diantaranya adalah:
·         Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen/lembaga Negara,diantaranya untuk membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen/lembaga Negara bersangkutan.
·         Pengeluaran pembangunan  untuk anggaran pembangunan daerah( Dati I dan II )
·         Pengeluaran pembangunan lainnya

1.4 Dasar Perhiungan Perkiraan Penerimaan Negara
    Untuk memperoleh hasil perkiraan penerimaan Negara,ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan.Hal-hal tersebut adalah:
Penerimaan Dalam Negeri dari Migas

Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
·         Produksi minyak rata-rata per hari
·         Harga rata-rata ekspor minyak mentah
Penerimaan Dalam Negeri diluar Migas
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah :
·         Pajak penghasilan
·         Pajak pertambahan nilai
·         Bea masuk
·         Cukai
·         Pajak ekspor
·         Pajak bumi dan bangunan
·         Bea materai
·         Pajak lainnya
·         Penerimaan bukan pajak
·         Penerimaan dari hasil penjualan BBM

1.5      Penerimaan Pembangunan
     Meskipun telah ditempuh berbagai upaya untuk meningkatkan tabungan pemerintah,namun karena laju pembangunan yang demikian cepat,maka dana tersebut masih perlu dilengkapi dengan dan ditunjang dengan dana yang berasal dari luar negeri.Meskipun untuk selanjutnya bantuan luar negeri ( hutang bagi Indonesia ) tersebut makin meningkatnya jumlahnya,namun selalu diupayakan suatu mekanisme pemanfaatan dengan prioritas sektor-sektor yang lebih produktif.Dengan demikian bantuan luar negeri tersebut dapat dikelola dengan baik (terutama dalam hal pengembalian cicilan pokok dan bunganya).


Terdiri dari penerimaan bantuan program dan bantuan proyek.

Perkiraan Penerimaan Negara
Secara garis besar sumber penerimaan Negara berasal dari :
a)      Penerimaan dalam negeri
b)      Penerimaan pembangunan
Penerimaan Dalam Negeri
    Pertama,penerimaan dalam negeri untuk tahun-tahun awal setelah masa pemerintahan Orde baru masih cukup menguntungkan pada penerimaan dari ekspor minyak bumi dan gas alam.

    Namun dengan mulai tidak menentunya harga minyak dunia,maka mulai disadari bahwa ketergantungan penerimaan dari sector migas perlu dikurangi.Untuk keperluan itu ,maka pemerintah menempuh beberapa kebijaksanaan diantaranya :
·         Deregulasi bidang perbankan ( 1 Juni 1983 ).yakni dengan mengurangi peran bank sentral.serta lebih member hak kepada bank pemerintah maupun swasta untuk menentukan suku bunga deposito dan pinjaman sendiri.Dampak dari deregulasi adalah meningkatnya tebungan masyarakat.
·         Deregulasi bidang perpajakan (UU baru, 1 Januari 1984 ),untuk memperbaiki penerimaan Negara
·         Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang selanjutnya dapat menciptakan iklim usaha yang lebih sehat dan mantap.

Sumber :