Minggu, 05 Januari 2014

Cerpen



“Jatuh Cinta Mendekatkan Ku Pada Allah”


gambar-kartun-muslimah-hitam

Siang ini aku menunggu jam mata kuliah terakhir yang tidak lama kemudian aku mendapat informasi kalau mata kuliah terakhir ini akan digabung dengan kelas lain. ketika di dalam kelas yang jumlah mahasiswanya lebih dari 60 aku melihat sosok seorang yang sejak aku masuk kelas hanya dia yang memperhatikan dosen dan membuka buku. “mungkin dia yang paling pintar di kelas ini” pikirku saat mencoba menoleh kearahnya.

“Gubrak” aku menabrak sesuatu dihadapanku membuat semua buku-buku di genggamanku terjatuh. Saat aku menoleh kearahnya, nampaknya seorang pria tinggi dan berkaos putih. “hati-hati” ucapnya melepas senyum dari dua belah bibirnya. Aku menatap wajahnya dalam-dalam, jantungku seakan sejenak terhenti. “kamu gak kenapa-kenapa kan?” tanyanya menyadarkankan lamunku. “gak kok” balasku sambil mengambil buku-buku yang terjatuh.

Ku lanjutkan langkahku. Teringat sosok pria yang ku tabrak tadi, terbayang selalu ingatan senyum manisnya yang begitu menawan. “ya Allah.. ternyata itu dia” sejenak langkahku berhenti dan aku baru sadar ternyata pria tadi itu adalah seseorang yang aku perhatikan di kelas tadi. Perasaanku mulai aneh. Rasanya ingin sekali mengejarnya untuk mengetahui namanya.





 

Selamat pagi,
Aku membuka jendela kamarku. Malam telah berganti pagi, menyisakan embun pagi yang akan segera hilang tertelan hangatnya mentari. Sebentar menyalakan laptop, membuka account twitter kemudian bergegas untuk segera pergi kuliah.

Tiba di kampus aku menuju kelas yang akan aku masuki untuk jam kuliah pertama. Namun sebelum menuju kelas harus melewati perpustakaan. Sejenak teringat kejadian kemarin. Aku berharap bisa bertemu dengan pria kemarin di depan perpustakaan ini. “Assalamualikum..” ucapan salam dari seorang pria dan ternyata dia adalah orang yang ku tabrak kemarin.

“Walaikumsalam” balasku dengan rasa gugup.

“Ada apa yah?” tanyaku.

“Gak kok, kenalkan aku Aldy. Ini buku kamu kan?” ucap pria itu merapatkan kedua telapak tangannya di dada sambil memberikan buku.

“ Oh iya itu buku aku. Kenalkan saya Andira. Kamu bisa panggil aku Dira” jawabku sambil menyulurkan tanganku.

“Salam kenal” menarik lagi uluran tanganku. Aku mengerti mengapa ia tidak membalas uluran tanganku karena mungkin aku bukan muhrim baginya.

“Sudah dulu ya ra, aku harus masuk kelas sekarang” putusnya berlalu meninggalkanku.

Hatiku berbunga-bunga, rasanya pagi ini bahagia sekali. Aku seperti mendapat hadiah terindah karena aku bisa berkenalan dengannya. Aku semakin penasaran dengan sosok aldy yang membuatku semangat masuk kelas pagi ini.

Saat keluar kelas aku melihat aldy sedang berbincang dengan temannya. Aldy pun pergi. Aku mengikuti langkah aldy. Nampaknya ia menuju mushola. 

“Dira” sapa Melly menghampiriku.

“Mau sholat dzuhur?”

“Gak, aku gak bawa mukena” jawabku.

“Mel, kamu kenal sama Aldy?”

“Oh aldy, dia salah satu anggota ukm faris di kampus kita. Memangnya ada apa kau tanya aldy?”

“Gak kenapa-kenapa kok. Aku boleh masuk faris gak?”

“Boleh saja kok, faris terbuka untuk siapa saja. Kamu datang saja kesini setiap hari kamis jam sembilan pagi pakai pakaian muslim ya” ujarnya. 

“Oh begitu ya, oke deh. Makasih ya” putusku meninggalkan Melly masuk ke mushola.


 

Semenjak Melly memberitahuku untuk datang mengikuti kegiatan faris setiap hari kamis, aku pun tidak pernah melewati kesempatan untuk datang. Aku semakin dekat dengan sosok aldy dan bukan hanya itu semenjak aku bergabung dengan kegiatan faris kini aku mulai rajin melakukan ibadah, dan telah memakai pakaian muslim setiap pergi ke kampus. Tentunya semua ini aku lakukan atas dasar rasa sukaku dengan aldy. Dialah yang membuat aku benar-benar berubah. Semakin hari rasa sukaku pada aldy makin memuncak, ingin segera rasanya aku ungkapkan. Namun apakah aldy akan menerima cintaku.

Jam istirahat aku menghampiri aldy yang sedang duduk di lobby sambil membaca buku. Aku memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku padanya.
“Assalamualaikum aldy. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu” ucapku dengan penuh rasa gugup.

“Walaikumsalam, iya ada apa ra?”

“Aldy sebelumnya aku minta maaf kalau aku kurang sopan. Sebenarnya aku mau mengungkapkan perasaanku kalau aku suka sama kamu. Semenjak aku perhatiin kamu dikelas dan saat pertama aku nabrak kamu dulu. Dan semua yang aku lakukan ini merupakan cara supaya aku bisa dekat sama kamu. Entahlah mungkin Allah tidak akan pernah menerima ibadah aku karena selama ini maksud dan tujuannya hanya untuk bisa lebih dekat dengan kamu dan kamu bisa punya persaan sebaliknya sama aku. Dan apakah kamu mau menerima cinta aku” jelasku.

“Dira, aku gak percaya dengan apa yang aku dengar barusan. Kenapa ,kamu harus melakukan semua ini ra” balasnya seperti tidak percaya.

“Mohon maaf ya ra, aku gak bisa menerima cinta kamu karena aku sudah memutuskan untuk tidak pacaran dan fokus sama kuliah aku”

“Iya al, aku ngerti dan aku juga tahu kalau selama ini aku salah”

“Gak ada yang salah kok ra. Seharusnya kamu bersyukur sama Allah, mungkin inilah caraNya untuk mendekatkan kamu padaNya. Sekarang, kamu harus terus melanjutkan ibadahmu dan dasarkan ibadahmu karena Allah”

“Iya al, makasih atas semua bimbingannya selama ini. Al kamu gak akan berhentikan membimbing aku dekat sama Allah?”

“Insya Allah tidak selama kamu masih mau belajar” balasnya.

“Iya al, terima kasih” putusku menghilangkan rasa kecewa.

Sekarang aku harus belajar untuk melupakan impian perasaan itu, belajar untuk bisa mejadi lebih baik dan tentunya belajar untuk lebih dekat mencintai Allah. 

... Selesai...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar