Kewirausahaan atau “entrepreneurship”, sering diartikan sebagai “the backbone of economy”, atau syaraf pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan.
Saat ini telah disadari semua pihak bahwa pengembangan entrepreneurship atau kewirausahaan adalah kunci kemajuan. Melalui pengembangan kewirausahaan menjadi cara mengurangi jumlah penganggur, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterpurukan ekonomis. Lebih jauh lagi secara politik, meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat.
Dewasa ini banyak kesempatan untuk berwirausaha bagi setiap orang yang jeli melihat berbagai peluang bisnis. Karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat serta memberikan banyak pilihan barang dan jasa bagi konsumen, baik dalam maupun luar negeri. Meskipun perusahaan raksasa lebih menarik perhatian publik dan sering kali menghiasi berita utama, bisnis kecil tidak kalah penting perannya bagi kehidupan sosial dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Apalagi semakin banyaknya jumlah pengangguran serta kondisi negara kita yang dikenal sebagai pengkonsumsi produk, bukan pencipta produk menjadikan isu wirausaha makin dirasakan urgensitasnya.
Data strategis BPS bulan Agustus 2008 menunjukkan jumlah angkatan kerja Indonesia sebanyak 111,4 juta orang. Dari jumlah tersebut tercatat 9,42 juta (8,48%) orang, merupakan penganggur terbuka yang berdomisili di pedesaan (4.186.703 orang atau 44,4%) dan di perkotaan (5.240.887 orang atau 55,6%). Selanjutnya penduduk miskin Indonesia saat ini mencapai 34,96 juta orang (15,42%) dengan komposisi 22.189.122 orang (63%) berada di desa dan 12.770.888 orang (37%) di kota.
Sementara, semua orang tahu bahwa Indonesia adalah negeri dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa. Areal hutannya termasuk paling luas di dunia, tanahnya subur, alamnya indah. Indonesia juga adalah negeri yang memiliki potensi kekayaan laut luar biasa. Wilayah perairannya sangat luas, belum lagi kandungan hasil laut yang diperkirakan mencapai 6,2 juta ton, mutiara, minyak dan kandungan mineral lainnya, termasuk di dalamnya keindahan alam bawah lautan.
Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada semangat berwirausaha yang kuat dari warga bangsanya. Tanpa jiwa kewirausahaan maka sumber energi, komoditi dan mineral yang melimpah di Indonesia tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat. Diperlukan langkah nyata untuk menghasilkan para pelaku wirausaha baru, mengatasi kemiskinan dan pengangguran, sekaligus membangun kesejahteraan.
Besarnya peran wirausaha (pengusaha) tampak saat badai krisis ekonomi melanda Indonesia. Saat krisis kegiatan ekonomi rakyat kecil dalam bentuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan bagian terbesar dalam kegiatan ekonomi masyarakat yang mampu bertahan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tersebut telah memberikan kontribusi besar dalam ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment) maupun dari segi penciptaan lapangan kerja.
Sektor UMKM Indonesia cukup menjanjikan karena 95% (43 juta) adalah sektor usaha mikro yang menunjukkan potensi besar. Kemampuan UMKM bertahan terbukti pada pada masa krisis 1997-1998. Selama 1997-2006, jumlah perusahaan berskala UMKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha Indonesia. Sumbangan UMKM terhadap PDB mencapai 54%-57%. Sebanyak 91% UMKM melakukan kegiatan ekspor melalui pihak ketiga eksportir dan hanya 8,8% yang berhubungan langsung dengan pembeli/importir di luar negeri.
Komunitas UMKM merupakan bagian dari sistem ekonomi Indonesia yang sangat strategis dalam mendorong dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi ditinjau dari berbagai aspek yang dimilikinya, yaitu:
1) Kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang relatif rendah diperkirakan daya serap pada sektor UMKM mencapai 79,04 juta tenaga kerja atau 99,4% dari total angkatan kerja yang bekerja.
2) Aktivitas bisnis UMKM mengisi semua sektor ekonomi di antaranya pertanian, perdagangan, jasa, industri dan sebagainya.
3) Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni mencapai sedikitnya 56,72% dari total PDB.
4) Proses produksi lebih banyak memanfaatkan bahan baku lokal; dan
5) Agregasi atau jaringan UMKM memperkuat perekonomian lokal maupun nasional.
Dengan besarnya kapasitas yang dimiliki UMKM tersebut menuntut penanganan secara profesional dan strategis khususnya aspek kebijakan, strategi pembiayaaan dan pemberdayaan. Aspek tersebut merupakan bagian dari permasalahan struktural dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis UMKM.
Saat membuka Silaturahim Saudagar Minang (SSM) 2010 di Padang, mantan Wapres Jusuf Kalla yang akrab disapa JK menegaskan pertumbuhan dan kemajuan ekonomi daerah amat bergantung kepada pengusaha. Karena itu, butuh lebih banyak pengusaha di daerah. Menurut JK, pengusaha adalah inti pokok kemajuan karena akan memberikan nilai tambah produksi.
Namun, lanjutnya, kebutuhan terhadap pengusaha berbanding terbalik dengan minat masyarakat. Sejak SD hingga mahasiswa, amat jarang yang bercita-cita jadi pengusaha. Mahasiswa kita, kalau ditanya, sebagian besar ingin jadi pegawai negeri sipil, tuturnya. JK mengaku optimis pengusaha-pengusaha muda yang memiliki jiwa entrepreuneur baru akan muncul, mengingat kesempatan terbuka sangat luas. Apalagi, pemerintah selalu memberikan dorongan serta budaya yang kuat.
Demikian kritisnya posisi wirausaha itu, maka kebutuhan akan tersedianya sejumlah wirausaha baru, yang handal, tangguh serta ungggul pada gilirannya akan menjadi kebutuhan yang memang perlu diisi melalui perencanaan yang jelas dan langkah- langkah yang konkrit serta konsisten dalam penyelenggaraannya. Semua itu akan terkait dengan tersedianya populasi wirausaha berpotensi yang memiliki kompetensi melakukan perubahan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan guna mendukung kegiatan pengelolaan usaha barunya.
(SUMBER : http://makassarpreneur.com/index.php?option=com_content&view=article&id=125:peran-penting-wirausaha&catid=30:entrepreneurship&Itemid=66 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar